AL ASFA

Home » » Pitutur guru sejati sepuluh

Pitutur guru sejati sepuluh

Pitutur guru sejati sepuluh


Apabila orang bodoh datang kepadamu dan mencacimu, redamlah ia dengan penuh kedewasaan serta keteguhan hatimu. Meredam kemarahan orang yang memarahi di awali melatih penahanan hawa nafsu dan meredam keinginan hawa nafsu yang ingin bergolak. Setelah mampu meredam hawa nafsu, meredam amarah orang lain dengan kelembutan sifat dan keteguhan hati.

Hai putra Imron, kamu sadari bahwa ilmu Allah yang kamu miliki hanya sedikit.Ilmu yang dipunyai manusia itu hanya sedikit, itupun Allah lah yang memberinya sedangkan ilmu yang Allah miliki tak terhingga sebagaimana di

surat Luqman 27: “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Sesungguhnya menutup-nutupi kekurangan yang ada pada dirimu atau bersikap sewenang-wenang adalah menyiksa diri sendiri. Menutupi kekurangan diri sendiri juga sama dengan menutup diri yang tidak mau menerima dari luar diri.

Akhirnya kebodohan yang didapatkan sebaiknya sifat terbuka atau keterbukaan dari segala hal akan terbukalah hal-hal yang tersembunyi. Termasuk dapat terbukanya ilmu Allah maka jangan tutupi dirimu, terbukalah.

Janganlah kamu buka ilmu ini jika kamu tidak bisa menguncinya. Jangan pula kamu kunci pintu ilmu ini jika tidak tahu bagaimana membukanya,

hai putra Imron. Membuka ilmu adalah tugas seorang guru, mursyid, atau pembimbing.

Kenapa ilmu yang sudah dijalani oleh seorang murid ditutup?, disebabkan si murid ada kesalahan besar yang sudah tidak dapat diajak memperbaiki untuk meluruskan pelajaran ilmunya.

Barang siapa yang menumpuk-numpuk harta benda, dia sendiri bakal mati tertimbun dengannya hingga dia merasakan akibat dari kerakusannya itu. Sebagaimana kisah kerakusannya Korun, dia seorang yang tamak terhadap harta tidak dipergunakan untuk perjuangan agama Allah, sehingga dia tertimbun hartanya.Sesungguhnya manusia itu sangat dzalim dan sangat mengingkari nikmat Allah

Dengan meninggikan sifat sabar serta mau menerima ketentuan-ketentuan yang baik bersyukur atas nikmat dari Nya, dan menerima ketentuan yang jelek diterimanya dengan ikhlas yang didasari dengan kesabaran, dan mohon pertolonganNya.

Hai Musa, pelajarilah olehmu ilmu-ilmu pengetahuan agar kamu dapat mengetahui segala yang belum kamu ketahui, misalnya masalah-masalah yang tidak bisa diomongkan atau dijadikan bahan pembicaraan saja.

Itulah penuntun jalanmu dan orang-orang akan disejukkan oleh hatimu.
Menjadi seorang penuntun yang diawali dari dituntun oleh seorang yang sudah ahlinya. kita ini ditunggu oleh mereka maka persiapkan dirimu untuk mereka.

Hai Musa putra Imron, jadikanlah pakaianmu bersumber dari dzikir dan fakir serta perbanyaklah amal kebajikan.

Suatu hari kamu tidak dapat mengelak dari kesalahan, maka pintalah ridha Allah dengan berbuat kebajikan, karena pada saat-saat tertentu akalmu pasti melanggar larangan Nya.

Sekarang telah kupenuhi kehendakmu untuk memberi pesan-pesan kepadamu.
Omonganku ini tidak akan sia-sia apabila kamu mau menurutinya.


Setelah itu Khidir meninggalkan Nabi Musa yang duduk termenung dalam tangis kesedihan.

sumber :https://jiwa2kegelapan.wordpress.com

Pitutur guru sejati sepuluh


Apabila orang bodoh datang kepadamu dan mencacimu, redamlah ia dengan penuh kedewasaan serta keteguhan hatimu. Meredam kemarahan orang yang memarahi di awali melatih penahanan hawa nafsu dan meredam keinginan hawa nafsu yang ingin bergolak. Setelah mampu meredam hawa nafsu, meredam amarah orang lain dengan kelembutan sifat dan keteguhan hati.

Hai putra Imron, kamu sadari bahwa ilmu Allah yang kamu miliki hanya sedikit.Ilmu yang dipunyai manusia itu hanya sedikit, itupun Allah lah yang memberinya sedangkan ilmu yang Allah miliki tak terhingga sebagaimana di

surat Luqman 27: “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Sesungguhnya menutup-nutupi kekurangan yang ada pada dirimu atau bersikap sewenang-wenang adalah menyiksa diri sendiri. Menutupi kekurangan diri sendiri juga sama dengan menutup diri yang tidak mau menerima dari luar diri.

Akhirnya kebodohan yang didapatkan sebaiknya sifat terbuka atau keterbukaan dari segala hal akan terbukalah hal-hal yang tersembunyi. Termasuk dapat terbukanya ilmu Allah maka jangan tutupi dirimu, terbukalah.

Janganlah kamu buka ilmu ini jika kamu tidak bisa menguncinya. Jangan pula kamu kunci pintu ilmu ini jika tidak tahu bagaimana membukanya,

hai putra Imron. Membuka ilmu adalah tugas seorang guru, mursyid, atau pembimbing.

Kenapa ilmu yang sudah dijalani oleh seorang murid ditutup?, disebabkan si murid ada kesalahan besar yang sudah tidak dapat diajak memperbaiki untuk meluruskan pelajaran ilmunya.

Barang siapa yang menumpuk-numpuk harta benda, dia sendiri bakal mati tertimbun dengannya hingga dia merasakan akibat dari kerakusannya itu. Sebagaimana kisah kerakusannya Korun, dia seorang yang tamak terhadap harta tidak dipergunakan untuk perjuangan agama Allah, sehingga dia tertimbun hartanya.Sesungguhnya manusia itu sangat dzalim dan sangat mengingkari nikmat Allah

Dengan meninggikan sifat sabar serta mau menerima ketentuan-ketentuan yang baik bersyukur atas nikmat dari Nya, dan menerima ketentuan yang jelek diterimanya dengan ikhlas yang didasari dengan kesabaran, dan mohon pertolonganNya.

Hai Musa, pelajarilah olehmu ilmu-ilmu pengetahuan agar kamu dapat mengetahui segala yang belum kamu ketahui, misalnya masalah-masalah yang tidak bisa diomongkan atau dijadikan bahan pembicaraan saja.

Itulah penuntun jalanmu dan orang-orang akan disejukkan oleh hatimu.
Menjadi seorang penuntun yang diawali dari dituntun oleh seorang yang sudah ahlinya. kita ini ditunggu oleh mereka maka persiapkan dirimu untuk mereka.

Hai Musa putra Imron, jadikanlah pakaianmu bersumber dari dzikir dan fakir serta perbanyaklah amal kebajikan.

Suatu hari kamu tidak dapat mengelak dari kesalahan, maka pintalah ridha Allah dengan berbuat kebajikan, karena pada saat-saat tertentu akalmu pasti melanggar larangan Nya.

Sekarang telah kupenuhi kehendakmu untuk memberi pesan-pesan kepadamu.
Omonganku ini tidak akan sia-sia apabila kamu mau menurutinya.


Setelah itu Khidir meninggalkan Nabi Musa yang duduk termenung dalam tangis kesedihan.

sumber :https://jiwa2kegelapan.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

About

Widget Footer